Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Pemuda dan Sosialisasi, sebelum saya ke inti pembicaraan disini saya akan membahas terlebih dahulu tentang definisi Pemuda dan Sosialisasi.
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Sedangkan Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Adapun masalah yang dihadapi remaja masa kini antara lain :
1. kebutuhan akan figur teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai2 luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat2 bagus yagn tinggal hanya kata2 indah.
2. sikap apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang b ersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
3. kecemasan dan kurangnya harga diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
4. ketidakmampuan untuk terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
5. perasaan tidak berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah2 masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.
6. pemujaan akan pengalaman
sebagian besar tindakan2 negatif anak muda dengan minumam keras, obat2an dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yagn keliru tentang pengalaman.
Masalah Pemuda dan Sosialisasi dalam kehidupan nyata.
1. Tawuran
Analisis:
Pada gambar diatas jelas terlihat dan kita akan tau masalah apa yang diperbuat oleh pemuda di Indonesia, tawuran memang sudah tak asing lagi didengar oleh telinga warga Indonesia terutama ditelinga kalangan pelajar, tentu tawuran sangat berdampak negatif pada generasi penerus Indonesia, selain koban berjatuhan tawuran juga bisa membuat emosional para generasi penerus bangsa menjadi tidak stabil, selain itu juga membuat orang tua mereka khawatir dan dampaknya kepada mereka sendiri yang mungkin setelah mereka tawuran di tangkap pihak berwajib dan orangtua nya tau mereka pasti tidak akan diberi kepercayaan oleh orangtua mereka,
Solusi agar tawuran tidak terus menerus dilakukan adalah kembali ke diri kita sendiri saja yakni dengan Bekali diri dengan pengetahuan agama sebanyak-banyaknya, dengan itu kita jadi lebih banyak tau soal aturan yang seharusnya kita patuhi, kedua dengan Mengikuti kegiatan tambahan di sekolah pastinya kegiatan yang dilakukan harus yang positif karna dengan melakukan kegiatan yang positif disekolah kita pasti akan bergaul dengan orang yang baik pula, selain itu kita juga Jangan mudah terprovokasi dengan gampang percaya dengan yang dikatakan orang lain, karna itu belum tentu kebenarannya, dan yang paling penting adalah Pengawasan orang Tua ini sangat berpengaruh sekali karena orangtua adalah guru yang paling utama untuk setiap manusia.
2, Generasi yang menggelandang
Analisis:
Pada gambar diatas terlihat dua anak yang menggelandang atau dalam artian kata lain mereka yang kurang beruntung dibanding kita, sebagai generasi penerus bangsa mereka seharusnya bukan mencari uang untuk mereka makan, tapi diusia mereka, mereka seharusnya bersekolah, salah satu hal yang menyebabkan ini adalah kemiskinan, yang kita semua tau bahwa di Indonesia semakin miskin seseorang maka dia makin tidak dihargai oleh orang lain.
Hall dan Midgley (2004), menyatakan kemiskinan dapat didefenisikan sebagai kondisi deprivasi materi dan sosial yang menyebabkan individu hidup di bawah standar kehidupan yang layak, atau kondisi di mana individu mengalami deprivasi relatif dibandingkan dengan individu yang lainnya dalam masyarakat. Juga, kemiskinan didefenisikan sebagai ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuasaan sosial (Friedmann, 1979).
Gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara di tempat umum. Sedangkan, pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di muka umum dengan pelbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain. (Anon., 1980). Humaidi, (2003) menyatakan bahwa gelandangan berasal dari kata gelandang yang berarti selalu mengembara, atau berkelana (lelana).
Solusi atas masalah ini ada pada pemerintah, pemerintah seharusnya tidak hanya menggratiskan sekolahnya saja tapi dengan fasilitas nya juga, dan fasilitas nya itupun harus di beri kepada orang yang tepat bukan malah di beri kepada orang yang bukan seharusnya.


