TUGAS 2
Sistem Berbasis Pengetahuan
Materi: Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit pada Mata
Kelas: 3KA32
Nama Anggota:
Alfin Agung Prasetio (10116568)
Anggia Garnita Rosandi (10116865)
Anom Yudha Arian Trihandoko (10116964)
Bagus Dipo Cahyadi (11116314)
I'I Retno Wulan (13116387)
Apa itu Sistem Pakar?

Sistem adalah serangkaian subsistem yang
saling terkait dan tergantung satu sama lain,
bekerjas bersama-sama untuk mencapai tujuan
dan sasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Semua sistem memiliki input, proses, output,
dan umpan balik.
Pakar adalah seorang yang mempunyai
pengetahuan, pengalaman, dan metode khusus,
serta mampu menerapkannya untuk
memecahkan masalah atau memberi nasehat.
Seorang pakar harus mampu menjelaskan dan
mempelajari hal-hal baru yang berkaitan
dengan topik permasalahan, jika perlu harus
mampu menyusun kembali pengetahuanpengetahuan
yang didapatkan, dan dapat
memecahkan aturan-aturan serta menentukan
relevansi kepakarannya.
Sistem pakar adalah salah satu cabang dari
kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), yang
merupakan suatu aplikasi komputerisasi yang
berusaha menirukan proses penalaran dari
seorang ahli dalam memecahkan masalah
spesifik dan membuat suatu keputusan atau
kesimpulan karena pengetahuannya disimpan di
dalam basis pengetahuan untuk diproses
pemecahan masalah. Dasar dari sistem pakar
adalah bagaimana memindahkan pengetahuan
yang dimiliki oleh seorang pakar ke komputer,
dan bagaimana membuat keputusan serta
mengambil kesimpulan berdasarkan
pengetahuan itu
Sedangkan menurut Ignizio mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan sistem pakar adalah sebuah bidang yang memiliki ciri khusus
berupa sistem yang berbasis pengetahuan, yang mana memungkinkan adanya
komponen untuk berpikir dan juga mengambil kesimpulan dari sebuah kaidah
tertentu, yang tentu saja biasa dilakukan oleh para pakar.
Pendahuluan
Sistem pakar adalah salah satu cabang dari
kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), yang
merupakan suatu aplikasi komputerisasi yang
berusaha menirukan proses penalaran dari
seorang ahli dalam memecahkan masalah
spesifik dan membuat suatu keputusan atau
kesimpulan karena pengetahuannya disimpan di
dalam basis pengetahuan untuk diproses
pemecahan masalah. Dasar dari sistem pakar
adalah bagaimana memindahkan pengetahuan
yang dimiliki oleh seorang pakar ke komputer,
dan bagaimana membuat keputusan serta
mengambil kesimpulan berdasarkan
pengetahuan itu.
Seiring berkembangannya zaman, bidang
kedokteran telah memanfaatkan teknologi
dalam upaya peningkatan pelayanan yang lebih
baik dalam pendiagnosaan penyakit, salah
satunya penyakit mata. Mata adalah salah satu
panca indra yang sangat penting, yaitu untuk
berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Jika
mata mengalami gangguan dan kita
mengabaikannya, bisa saja itu merupakan gejala
awal penyakit mata yang dapat berakibat fatal.
Mengingat bahwa tenaga ahli dan jam praktek
yang terbatas, sehingga pasien tidak dapat
berkonsultasi dengan pakar kapan dan di mana
saja, maka diperlukan sebuah sistem pakar yang
dapat menggantikan peranan seorang pakar.
Komponen-komponen pada
sistem pakar
1. Akuisisi Pengetahuan. Digunakan untuk
memasukkan pengetahuan dari seorang
pakar dengan cara rekayasa agar bisa
diproses oleh komputer dan menaruhnya ke
dalam basis pengetahuan dengan format
tertentu
2. Basis Pengetahuan. Berisi pengetahuanpengetahuan
yang dibutuhkan untuk
memahami, memformulasikan dan
menyelesaikan masalah.
3. Mesin Inferensi (Inference Engine). Terdiri
dari 3 elemen utama
a. Interpreter: mengeksekusi item-item
agenda yang terpilih dengan
menggunakan aturan-aturan dalam
basis pengetahuan yang sesuai.
b. Scheduler: akan mengontrol agenda.
c. Consistency Enforcer: akan berusaha
memelihara kekonsistenan dalam
mempresentasikan solusi yang bersifat
darurat.
4. Blackboard (Daerah Kerja). Merupakan
area dalam memori yang digunakan untuk
merekam kejadian yang sedang
berlangsung termasuk keputusan sementara.
Ada 3 tipe keputusan yang dapat direkam.
a. Rencana: bagaimana menghadapi
masalah.
b. Agenda: aksi-aksi potensial yang sedang
menunggu untuk dieksekusi.
c. Solusi: calon aksi yang akan
dibangkitkan.
5. Antarmuka. Digunakan untuk media
komunikasi antara user dan program.
6. Subsistem penjelasan. Berfungsi member
penjelasan kepada pengguna, bagaimana
suatu kesimpulan dapat diambil.
Kemampuan seperti ini sangat penting bagi
pengguna untuk mengetahui proses
pemindahan keahlian pakar maupun dalam
pemecahan masalah.
7. Sistem penyaring pengetahuan. Sistem ini
digunakan untuk mengevaluasi kinerja
sistem pakar itu sendiri untuk melihat
apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada
masih cocok untuk digunakan dimasa
mendatang.
8. Pengguna. Pada umumnya pengguna sistem
pakar bukanlah seorang pakar (non-expert)
yang membutuhkan solusi, saran, atau
pelatihan (training) dari berbagai
permasalahan yang ada.
Analisis Permasalahan
Kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang penyakit mata, keberadaan dokter mata
yang jarang dan biaya pemeriksaan yang cukup
mahal menjadikan kurangnya kesadaran
masyarakat akan kesehatan mata. Oleh karena
itu, maka sistem pakar ini dibangun agar dapat
membantu masyarakat dalam pemeriksaan
kesehatan mata dan mengetahui penyakit yang
diderita, yang dapat dilakukan oleh penderita
sendiri (user) tanpa harus ke dokter.
Analisis Proses
a. Basis Pengetahuan merupakan inti dari
suatu sistem pakar, yaitu berupa representasi
pengetahuan dari pakar dan pengetahuan nonformal,
yang bersumber dari buku, artikel, atau
jurnal. Basis pengetahuan tersusun atas fakta
yang berupa informasi tentang objek, peristiwa,
atau situasi, dan kaidah berupa informasi
tentang cara untuk membangkitkan suatu fakta
baru dari fakta yang telah ada.
b. Pembentukan Basis Aturan
Dari hasil analisis jenis penyakit mata dan
gejalanya melalui pohon biner, maka dapat
dibuat sebuah Rule-Based Systems. RBS ini
dapat dijadikan dasar pembuatan pada Sistem
Pakar Diagnosa Penyakit pada Mata.
c. Mesin Inferensi (Inference Engine)
Mesin inferensi memiliki peran sebagai
otak dari sistem pakar yang memiliki
mekanisme fungsi berpikir dan penempatan
pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh
seorang pakar. Di mana mekanisme-mekanisme
ini berfungsi untuk memandu proses penalaran
terhadap suatu kondisi.
d. Basis Data (Data Base)
Basis data terdiri dari data dari semua fakta
yang diperlukan, di mana data-data tersebut
digunakan untuk memenuhi kondisi dari
kaidah-kaidah dalam sistem. Basis data
menyimpan semua fakta, baik fakta awal pada
saat sistem mulai beroperasi, maupun faktafakta
yang diperoleh pada saat proses penarikan
kesimpulan sedang dilaksanakan.
e. Pemakai (User Interface)
Fasilitas ini digunakan sebagai perantara
komunikasi antara pemakai dengan komputer.
Kesimpulan
1. Pengembangan aplikasi sistem pakar ini
ditujukan untuk mensubstitusikan
pengetahuan dari seorang pakar ke dalam
bentuk suatu sistem, sehingga dapat
digunakan oleh masyarakat secara bebas.
2. Perangkat lunak sistem pakar ini dapat
digunakan untuk memberikan keterangan
dan solusi tentang penyakit mata.
3. Perangkat lunak sistem pakar ini didukung
dengan adanya proses penambahan dan
penyimpanan daftar data penyakit, gejalagejala,
dan solusi yang dapat dilakukan.
4. Dengan adanya sistem pakar ini, diagnosa
penyakit mata dapat dilakukan dengan
cepat dan mudah.